Articles

Investasi dan Risikonya

#ZAPAset investasi ibarat sebuah kendaraan yang akan membantu seseorang untuk mencapai tujuan keuangan. Contoh tujuan keuangan seperti mempersiapkan dana pendidikan anak, uang muka dana pembelian rumah, atau pun dana berlibur. Setiap tujuan keuangan akan memiliki jangka waktu yang berbeda-beda sejak dicanangkan hingga diwujudkan. Sehingga, semakin pendek jangka waktu menuju tujuan akan lebih baik menggunakan kendaraan berkecepatan cukup dan berisiko rendah. Sedangkan, jika tujuan masih cukup jauh, agar lebih cepat sampai maka kendaraan yang digunakan sebaiknya lebih cepat meski berisiko lebih tinggi. 

Berbicara mengenai investasi, maka harus juga diperhatikan risiko yang menyertainya. Risiko adalah kemungkinan mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Misalnya, membeli reksa dana saham dengan harapan mendapatkan imbal hasil rata-rata 15% per tahun, namun faktanya hanya memperoleh 10% per tahun karena perkembangan pasar keuangan. Namun, pahami bahwa aset investasi dari pasar modal tidak dapat menjanjikan suatu imbal hasil tertentu. Sedangkan, aset simpanan dari perbankan seperti tabungan dan deposito dapat menjanjikan suatu imbal hasil. Sehingga, jiwa tawaran investasi adalah berbentuk usaha atau bisnis, maka seharusnya serupa dengan aset investasi pasar modal yang tidak dapat memberikan jaminan kepastian imbal hasil tertentu.

Dalam hal berinvestasi, ada beberapa risiko umum yang sebaiknya dikenal oleh setiap orang.

  1. Risiko likuiditas. Seberapa cepat sebuah aset investasi dapat menjadi uang tunai menandakan tingkat likuiditasnya. Semakin cepat, maka risiko likuiditas semakin rendah. Secara umum, berinvestasi di produk keuangan seperti deposito atau reksa dana memiliki risiko likuiditas yang rendah. Artinya, investor dapat dengan mudah menjual kembali aset investasi dengan nilai yang sesuai harapan.

2. Risiko volatilitas atau perubahan harga yang drastis dalam kurun waktu singkat. Hal ini kerap ditemukan apabila investor berinvestasi di saham atau produk yang berbasis saham. Harga saham dapat bergerak naik dan turun dalam waktu singkat bahkan hitungan menit saja, sehingga dalam jangka pendek dapat menghasilkan keuntungan mau pun kerugian yang cukup besar, diatas 10%.

3. Risiko suku bunga. Pertengahan bulan Juli 2017, Bank Indonesia menetapkan tingkat suku bunga acuan sebesar 4.75%. Apa artinya bagi rencana keuangan Anda? Dengan rendahnya suku bunga acuan, maka investasi di deposito dalam jangka panjang kemungkinan menjadi kurang menarik karena suku bunga yang rendah. Maka, ada baiknya untuk mengalihkan sebagian dana investasi ke aset investasi lain bilamana tujuan keuangan untuk jangka panjang.

4. Risiko inflasi. Seperti dijelaskan diawal, tujuan berinvestasi adalah agar dapat memiliki dana di masa depan untuk konsumsi di masa depan. Namun, apa jadinya apabila kenaikan aset tidak seimbang dengan kenaikan tingkat inflasi? Kemungkinan besar standar hidup investor dapat menurun. Oleh sebab itu, untuk kebutuhan tujuan keuangan diatas 5 tahun sebaiknya menggunakan aset investasi yang imbal hasilnya lebih tinggi meski pun risikonya juga akan lebih tinggi.

5. Risiko gagal bayar. Jenis risiko ini kerap disepelekan oleh calon investor. Padahal, investor sebaiknya melakukan evaluasi singkat untuk mengetahui kemungkinan pengembalian modal awal investasi di akhir periode. Berinvestasi di sebuah bisnis ada umumnya memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi daripada berinvestasi di aset seperti emas atau properti. Jadi, itulah sebabnya Anda patut waspada apabila ada tawaran investasi dalam bentuk usaha atau bisnis, namun menjanjikan tingkat keuntungan tertentu dalam periode tertentu layaknya produk perbankan.

Selain mengenal risiko umum dalam berinvestasi, investor juga sebaiknya menerapkan prinsip kehati-hatian dengan penawaran investasi yang menjanjikan imbal hasil atau keuntungan yang tinggi serta cenderung kurang masuk akal. Setiap penambahan potensi keuntungan pasti berbanding lurus dengan penambahan risiko. Ada kemungkinan Anda akan masuk ke wilayah pengambilan risiko yang jauh lebih tinggi dari kemampuan Anda untuk mentoleransi risiko investasi.  #BelajarBarengZAPFinance

Tuliskan Komentar

MORE INSIGHT DAN INSPIRATION

ZAPFin Resources

Articles Masalah Keuangan Fresh Graduate
2021-08-24 09:30
Masalah Keuangan Fresh Graduate
Selengkapnya
Articles Investasi dan Risikonya
2021-08-22 10:00
Investasi dan Risikonya
Selengkapnya
Articles Pengeluaran-pengeluaran yang Menjadi Bocor Halus bagi Newly-Wed
2021-08-15 09:30
Pengeluaran-pengeluaran yang Menjadi Bocor Halus bagi Newly-Wed
Selengkapnya